JAKARTA | RMN Indonesia
Aksi penolakan sejumlah kader Partai Gerindra terhadap rencananya yang ingin masuk ke partai besutan Prabowo Subianto tersebut, membuat Ketua Umum (Ketum) Projo Budi Arie Setiadi akhirnya angkat suara.
Menurut Budi Arie, keinginan dirinya masuk Gerindra bukan untuk mencari perlindungan hukum, seperti yang diisukan sejumlah pihak
“Saya tidak berlindung dari kasus hukum, karena menurut saya kasus hukum apa? Ketiga, kalau soal judi online saya sudah pakai perumpamaan tadi berkali-kali, berbusa-busa. Jangan ini, jangan nuduh-nuduh, nanti yang nuduh-nuduh kebaca. Jangan-jangan, iya kan,” kata Budi Arie kemarin.
Budi mengaku tak mempermasalahkan adanya penolakan-penolakan tersebut
Menurutnya, penolakan itu merupakan hak setiap orang.
Ya itu hak, ya itu hak mereka. Saya menghargai mereka, enggak apa-apa. Saya menganggap teman-teman, enggak usah. Itu kan hak mereka. Mereka yang punya partai, masa saya apa, menjawab,” kata Budi Arie
Budi Arie menjelaskan, alasan utamanya menyampaikan keinginan bergabung ke Gerindra secara terbuka adalah untuk menjawab pertanyaan Presiden RI Prabowo Subianto.
Pada Kongres PSI di Solo, Juli 2025, Prabowo memang sempat bertanya kepada Budi Arie, apakah akan berlabuh ke Gerindra atau Partai Solidaritas Indonesia.
Sudah, kan saya cuma, saya sudah sampaikan, satu, saya menjawab pertanyaan presiden,” tegasnya.
Budi Arie Budi Arie pun mengaku sudah berkomunikasi dengan sejumlah elite Partai Gerindra soal keinginannya bergabung, tetapi ia menyerahkan penuh keputusan dan mekanismenya ke partai tersebut.
Saya sudah komunikasi, disampaikan langsung. Karena kan yang minta, yang minta dalam forum terbuka itu kan Pak Ketua Umum, Pak Presiden. Paling tidak momentum itu adalah momentum menjawab,” kata dia.
Jika nantinya ditolak atau tidak bisa gabung Gerindra, Budi Arie tidak akan keberatan dan akan menghormati proses dan mekanisme partai tersebut.
Setidaknya, ia masih akan berkarya dan memimpin organisasi masyarakat (ormas) Projo.(jr)
